Pages

Monday, September 10, 2018

Lulus Kuliah Ingin Curi Ilmu di Macau

Jakarta:  Memilih program studi perhotelan dengan konsentrasi di jurusan cooking (memasak) Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti, tidak membuat Hanley Satya Nugraha gagap mengerjakan bidang lain.  Buktinya, satu medali perak justru dibawa pulang dari kategori Restaurant Sercive di kompetisi bergengsi ASEAN Skills Competition (ASC) ke-XII di Thailand pekan lalu.

"Tadinya saya mendalami cooking, tapi karena di perhotelan kita harus belajar semuanya, termasuk restaurant service, jadi saya beranikan diri ambil tawaran untuk ikut ASC itu," kata Satya.

Persiapan untuk berangkat ke Thailand sudah dilakukan sejak satu tahun lalu.  Anak ke-4 dari 5 bersaudara ini sudah melalui tahap seleksi nasional selama dua bulan, lalu dikarantina selama satu tahun.

Ada delapan keahlian sekaligus yang harus ia kuasai sebelum diberangkatkan ke Thailand, seperti barista, bartender, fruit carving, flaming, napkin folding, boxing table, dan canape

Selama masa karantina, Satya mendatangi berbagai industri yang memiliki kepakaran di masing-masing bidang tersebut. "Seperti waktu belajar barista, saya tiga minggu belajar di Monolog Coffee Plaza Senayan, karena di situ sangat bagus," ujarnya.

Mengantongi medali kompetisi tingkat kawasan ASEAN membuat mahasiswa semester akhir ini lebih percaya diri menghadapi  dunia kerja. Tak tanggung-tanggung, ia berencana mencoba mengadu nasib di Macau selepas lulus dari STP Trisakti.

"Saya akan apply ke restoran di Macau, di sana tempat yang tepat untuk mendapat ilmu-ilmu bagus di bidang kuliner.  Resto yang saya incar itu, resto bintang lima, yang satu makanan harganya bisa jutaan rupiah," terangnya.

Namun diakuinya, bekerja dengan orang lain bukan menjadi mimpi utamanya, meski ia digaji puluhan juta. "Gaji fresh graduate di resto di Macau yang saya ceritakan tadi bisa mencapai Rp22 juta," ujar pemilik hobi bermain gitar ini.

Baca: Indonesia di Atas Thailand dan Filipina

Rencana besarnya, kata Satya, ia akan membuka usaha restoran sendiri bersama sang kakak yang telah lebih dulu berkecimpung di bidang yang sama.  "Jadi saya mau kumpulin modal dulu di Macau, sambil 'curi ilmu' di sana. Baru setelah itu, saya mau buka resto saya sendiri," ungkap Satya.

Dalam ASEAN Skills Competition (ASC) ke-XII di Thailand secara total Indonesia mendapat raihan 13 emas, 6 perak, 8 perunggu, dan 7 medali diploma.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri menilai, keberhasilan meraih juara kedua di ASC sebagai bukti pekerja Indonesia kompeten dan mampu bersaing dengan pekerja dari negara lain.

"Ini juga sekaligus bukti kalau Indonesia bisa, Indonesia kompeten, dan Indonesia bisa bersaing," kata Hanif.

Hanif menambahkan, meskipun menjadi juara kedua di bawah tuan rumah Thailand yang mendapat 16 emas, 4 perak, 3 perunggu dan 13 diploma, rata-rata nilai Indonesia lebih tinggi dibanding Negara Gajah Putih tersebut.

Nilai rata-rata Indonesia 717,66 dari 22 kejuruan yang diikuti 44 kompetitor, sedangkan Thailand memperoleh nilai 707,81 dari 26 kejuruan yang diikuti 52 kompetitornya.

"ASC kali ini tidak ada juara umum karena peraih medali emas terbanyak Thailand nilainya lebih rendah daripada Indonesia. Ini mengindikasikan kualitas skill dari angkatan kerja muda kita sedikit lebih baik di atas Thailand," tutup Hanif.

(CEU)

Let's block ads! (Why?)

via METROTVnews.com https://ift.tt/2CEdVbH
RSS Feed

If New feed item from http://ftr.fivefilters.org/makefulltextfeed.php?url=http%3A%2F%2Fwww.metrotvnews.com%2Ffeed%2F&max=3, then Send me an


Unsubscribe from these notifications or sign in to manage your Email Applets.

IFTTT

No comments:

Post a Comment