| New York: Harga minyak dunia naik lebih dari dua persen pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), karena sanksi-sanksi AS yang menekan ekspor minyak mentah Iran dan produksi minyak mentah AS pada 2019 yang diperkirakan akan tumbuh pada tingkat lebih lambat dari perkiraan sebelumnya, mendorong kekhawatiran pasokan. Mengutip Antara, Rabu, 12 September 2018, patokan internasional, minyak mentah Brent untuk pengiriman November, bertambah USD1,69 atau 2,2 persen menjadi menetap pada USD79,06 per barel di London ICE Futures Exchange. West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, melompat USD1,71 atau 2,5 persen menjadi ditutup pada USD69,25 per barel. Sejak musim semi ketika Pemerintahan Trump mengatakan akan memberlakukan sanksi-sanksi terhadap Iran, para pedagang minyak mentah telah memperhitungkannya dalam premi risiko yang mencerminkan kekurangan pasokan, yang mungkin terjadi ketika ekspor dari anggota OPEC terbesar ketiga itu dipangkas. Harga-harga memperpanjang keuntungan dalam perdagangan usai penyelesaian (perdagangan elektronik) setelah data industri dari American Petroleum Institute menunjukkan persediaan minyak mentah AS merosot 8,6 juta barel pekan lalu, dibandingkan dengan perkiraan para analis untuk penurunan 805 ribu barel. Data resmi Pemerintah AS akan dirilis pada Rabu waktu setempat. Washington telah mengatakan kepada sekutu-sekutunya untuk mengurangi impor minyak Iran, dan beberapa pembeli Asia, termasuk Korea Selatan, Jepang serta India tampak mulai mematuhinya. Tetapi Pemerintah AS tidak ingin harga minyak naik, yang dapat menekan kegiatan ekonomi atau bahkan memicu perlambatan pertum buhan global. Menteri Energi AS Rick Perry bertemu Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih di Washington, ketika Pemerintahan Trump mendorong negara-negara penghasil minyak besar untuk mempertahankan produksi tinggi. Perry akan bertemu dengan Menteri Energi Rusia Alexander Novak di Moskow. (ABD)
Let's block ads! (Why?) via METROTVnews.com https://ift.tt/2x3OgUr | 
No comments:
Post a Comment