Sweida: Kelompok militan Islamic State (ISIS) membebaskan enam dari 27 tawanan Druze yang diculik dalam sebuah serangan mematikan di provinsi Sweida, Suriah, Juli lalu. Mereka semua diculik agar ISIS bisa melakukan pertukaran tawanan dan meminta uang tebusan hingga USD27 juta atau lebih dari Rp400 miliar.
Sebagian besar dari Druze yang diculik pada akhir Juli lalu adalah wanita dan anak-anak. Itu merupakan serangan paling mematikan ISIS terhadap komunitas Druze dalam perang sipil di Suriah yang sudah berlangsung selama tujuh tahun.
Keluarga dari sejumlah tawanan berunjuk rasa di depan kantor pemerintahan Suriah di Sweida untuk mendorong upaya pembebasan.
"Dua wanita dan empat anak-anak dari provinsi Sweida telah dibebaskan tadi malam," ucap Rami Abdel Rahman, kepala grup pemantau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), seperti dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu 20 Oktober 2018.
Baca: ISIS Culik 130 Keluarga di Suriah Timur
Ia menambahkan enam tawanan ini merupakan "gelombang pertama" dari kesepakatan pertukaran tawanan antara ISIS dengan pemerintah Suriah. Nantinya, pemerintah Suriah harus membebaskan 60 tawanan ISIS dan juga membayar uang tebusan Rp400 miliar.
Rami menyebut sejumlah Druze lainnya diperkirakan akan dibebaskan ISIS "dalam beberapa hari ke depan."
Dalam penyerangan mematikan ke Sweida pada 25 Juli, ISIS melakuka bom bunuh diri, penembakan dan penusukan yang menewaskan lebih dari 250 orang. Sebagian besar korban adalah warga sipil.
Provinsi Sweida adalah jantung dari tempat tinggal komunitas Druze, yang berjumlah sekitar tiga persen dari total populasi Suriah sebelum perang sipil -- atau sekitar 700 ribu orang.
(WIL)
No comments:
Post a Comment