| Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi kinerja Kabinet Kerja dalam menjaga perekonomian. Salah satunya atas keberhasilan membuat surplus neraca perdagangan Indonesia per September 2018, yang diharapkan kondisi ini bisa terus membaik di masa mendatang. Hal ini berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan surplus neraca perdagangan pada September 2018. "Ini memperlihatkan arah perkembangan yang baik dari kinerja perekonomian kita," kata Jokowi, saat membuka sidang kabinet paripurna, di Istana Negara, Jakarta, Selasa 16 Oktober 2018. Menurutnya surplus neraca perdagangan itu karena konsentrasi pemerintah dalam mengendalikan laju impor dan meningkatkan kinerja ekspor. Meski demikian, ia meminta, para menteri tetap mencari terobosan dalam mengendalikan impor dan meningkatkan ekspor. Selain itu, Jokowi memerintahkan para menteri bekerja lebih detail dalam rangka peningkatan ekspor baik di sektor migas maupun nonmigas. "Tolong migas dilihat dan nonmigas juga terus dilihat," tukasnya. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik merilis data neraca perdagangan Indonesia pada September 2018 meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Raihan itu dipicu surplus sektor nonmigas yang naik menjadi USD1,3 miliar. "Neraca dagang September 2018 surplus USD0,23 miliar walaupun sektor migas defisit USD1,07 miliar," ujar Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti. Surplus sektor nonmigas itu disebabkan turunnya angka ekspor sebesar 6,58 persen atau USD13,64 miliar dibandingkan dengan Agustus 2018. Penurunan nonmigas juga terjadi pada angka impor sebesar 10,52 persen atau USD12,32 miliar dibandingkan dengan Agustus 2018. Sedangkan ekspor migas defisit 6,58 persen senilai USD14,83 miliar pada Agustus 2018. Sementara impor migas turun 13,18 persen dibanding bulan lalu. "Minyak mentah maupun hasil minyak mengalami defisit," papar Yunita. (Media Indonesia) (ABD)
Let's block ads! (Why?) via METROTVnews.com https://ift.tt/2PKJdzu | 
No comments:
Post a Comment