Pada perdagangan Kamis, harga minyak turun lebih dari dua persen dengan harga minyak Brent susut dari level tertinggi dalam empat bulan. Hal ini didorong investor fokus dengan risiko krisis negara berkembang. Ditambah sengketa perdagangan dapat menekan permintaan bahkan ketika pasokan mengencang. The International Energy Agency memperingatkan meski pasar minyak mengetat dan permintaan minyak dunia akan capai 100 juta barel per hari dalam tiga bulan mendatang, risiko ekonomi global memuncak. "Ketika memasuki 2019, kemungkinan risiko yang kami prediksikan datang dari ekonomi negara berkembang, sebagian besar karena depresiasi mata uang terhadap dolar AS. Hal itu dapat meningkatkan biaya impor energi," seperti dikutip dari badan internasional energi tersebut, seperti dikutip dari laman Reuters. Selain itu, risiko dari ketegangan perang dagang juga pengaruhi harga minyak. Adapun harga minyak dunia Brent turun USD 1,56 atau dua persen ke posisi USD 78,18 per barel. Harga minyak acuan tersebut sentuh posisi level tertinggi pada Rabu pekan ini di posisi USD 80,13, yang merupakan level tertinggi sejak 22 Mei. Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) merosot USD 1,78 atau 2,5 persen ke posisi USD 68,59 per barel. Kedua harga minyak acuan itu membukukan kenaikan terbesar dalam satu hari. "Harga tergelincir di awal sesi seiring investor fokus pada laporan the IEA," ujar Direktur Mizuho, Bob Yawger. Let's block ads! (Why?) via Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2OnmtoK |
No comments:
Post a Comment