Pages

Sunday, September 9, 2018

Konser Limp Bizkit di Indonesia Akhiri Penantian Puluhan Tahun

Bali: Limp Bizkit saat ini mungkin sudah tidak berada dalam masa puncaknya di kancah musik dunia, termasuk di Indonesia. Namun, tak pernah ada kata terlambat untuk membawa mereka datang. Band asal Amerika tersebut akhirnya ke tempat di mana mereka sangat digemari di sini lewat acara Soundrenaline 2018.

Ketika gelombang band hip metal menjadi primadona di era akhir 1990-an, Limp Bizkit adalah band yang ada dalam garda terdepan turut  menyebarkan virus musik itu. Selain mereka, kita tahu masih ada band nu metal atau hip metal lain seperti Korn, Rage Against The Machine, Slipknot, Deftones, Papa Roach hingga Linkin Park. 

Di masa jayanya-- ketika album awal mereka Three Dollar Bill, Significant Other, Chocolate Starfish and the Hot Dog Flavored Water dirilis-- Limp Bizkit adalah ikon. Musik mereka menjangkiti banyak musisi dunia, termasuk gaya berpakaian. 


Limp Bizkit di Soundrenaline 2018 (Foto: Medcom/Elang)

Tren musik yang mereka usung sempat mampir ke Indonesia di era awal tahun 2000. Label-label besar Indonesia kala itu tentu tergiur juga dengan tren musik hip metal yang melanda dunia. Ada yang memanfaatkan momen, tapi ada juga band hip metal yang sebelumnya lebih sering ada di komunitas bawah tanah lalu muncul ke atas permukaan industri arus utama. 

Dulu kita punya band hip metal yang sempat mengecap popularitas ketika musik itu sedang menjadi tren. Sebut saja Kripik Peudeus, 7 Kurcaci, atau Scope yang vokalisnya kini lebih dikenal sebagai musisi reggae: Steven Jam. 

Menjamurnya band-band hip metal di Indonesia adalah bukti jika Limp Bizkit punya basis penggemar banyak di Tanah Air. Karena itu, mereka sempat berniat singgah ke kawasan Garuda Wisnu Kencana, Bali pada 2003. Sayang, Fred Durst dkk membatalkan niat mereka. 

Namun, setelah menunggu 15 tahun, Limp Bizkit akhirnya benar-benar hadir ke tempat yang sama di mana dulu seharusnya mereka menggelar konser. Seakan tak percaya, Fred Durst melontarkan perasaan takjubnya kepada ribuan orang yang memadati A Stage Soundrenaline 2018 di GWK, Bali pada Minggu, 9 September 2018. 


Limp Bizkit di Soundrenaline 2018 (Foto: Medcom/Elang)

"Tempat ini sangat indah. Ini adalah mimpi kami. Sudah lama kami ingin ke sini. Aku tidak percaya, Limp Bizkit berada di Bali," kata Fred Durst yang langsung disambut riuh penonton.

Tak banyak yang berubah dari band kelahiran 1994 selain usia dan penampilan fisik mereka. Wes Borland masih mengenakan kostum dan riasan serba hitam putih, hanya berbeda model saja. Sementara Fred Durst yang kini tampil dengan janggut lebat tetap menjadi orang yang penuh dengan makian dan sumpah serapah ketika tampil. Meski begitu, Fred pada dasarnya menyayangi penggemarnya. Mungkin memang begitu cara dia mengekspresikan rasa cinta kepada penggemar.


Wes Borland (Foto: Medcom/Elang)

Limp Bizkit membawakan sejumlah lagu-lagu andalan mereka ke Indonesia. Memulai aksinya lewat Hot Dog, mereka langsung menggeber panggung dengan lagu Rollin dan My Way. Masih ada My Generation, Nookie, Faith dan Break Stuff yang mereka suguhkan. 

Seperti aksi panggung mereka biasanya, Limp Bizkit membawakan lagu terkenal milik Rage Against The Machine yaitu Killing In The Name Off. Take a Look Around mereka pilih sebagai lagu pamungkas. Perjumpaan pertama Limp Bizkit dan penggemarnya di Indonesia selesai sudah. 

(ELG)

Let's block ads! (Why?)

via METROTVnews.com https://ift.tt/2MXkx9T
RSS Feed

If New feed item from http://ftr.fivefilters.org/makefulltextfeed.php?url=http%3A%2F%2Fwww.metrotvnews.com%2Ffeed%2F&max=3, then Send me an


Unsubscribe from these notifications or sign in to manage your Email Applets.

IFTTT

No comments:

Post a Comment